"INOVASI DAERAHKU" Sapu Terbang Via Internet : Inovasi Pemasaran Kekinian Kerajinan Sapu Rumahan

 Sapu Terbang Via Internet : 
Inovasi Pemasaran Kekinian Kerajinan Sapu Rumahan
“ Dengan Internet bukan lagi hil yang mustahal untuk menerbangkan sapu berkeliling dunia. Kerajinan Sapu memiliki potensi untuk  diperkenalkan kepada dunia sebagai inovasi seni kerajinan rumahan dari Kabupaten Magelang.”
                Sudah banyak kerajinan dari Indonesia yang mengambah tanah asing. Berbagai bentuk kerajinan tangan telah mendunia dengan membawa kebanggan bagi Indonesia dan bagi daerahnya secara khusus. Kerajinan seperti tas  dan peralatan dapur dari anyaman bambu yang awalnya hanyalah sebuah barang kebutuhan yang biasa. Namun, melalui tangan-tangan kreatif dari pengrajin Indonesia barang biasa tersebut disulap menjadi luar biasa dan dapat berkeliling dunia.
                Terkenalnya barang kerajinan tersebut juga tidak lepas dari peran serta internet. Dalam dunia pemasaran, internet menjadi jalan penghubung dan pengenalan inovasi baru  setiap kerajinan dari daerah-daerah di Indonesia. Dengan adanya internet, setiap daerah mencoba untuk ikut unjuk diri memunculkan inovasi daerahnya agar lebih diakui eksistensinya dan dapat bersaing di era global kini. Maka dari itu, saatnya bagi Kabupaten Magelang untuk ikut serta menyemarakan potensi kerajinan Indonesia dengan kerajinan sapunya. Lewat internet, kerajinan sapu rayung telah menembus pasar Eropa bersisihan dengan kerajinan dari Kabupaten Magelang lainnya seperti ukiran tanduk dan kayu, kerajinan kuningan, hingga ukir batu.
                Kabupaten Magelang memiliki beragam inovasi daerah yang telah berkembang. Contoh umum yang terkenal adalah potensi wisata Candi Borobudur dan kerajinan patung. Lantas sebagai contoh khususnya, kita dapat menilik sudut-sudut Kabupaten Magelang seperti desa-desa kecil yang tersebar di wilayah Kabupaten Magelang. Salah satunya dari desa yang memiliki potensi tersebut adalah Desa Bojong dengan industri kerajinan sapunya.

               
Kampung Industri Kerajinan Sapu
Kelurahan Bojong merupakan salah satu dari sekian kelurahan yang ada di Kabupaten Magelang. Kelurahan Bojong terletak di Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ada banyak dusun yang berada di lingkupan kelurahan ini.
                 Kelurahan Bojong terkenal akan industri sapu rumahannya. Maka dari itu,tidak mengherankan jikalau jalanan sepanjang jalan Bojong berjajar toko alat kebersihan dengan sapu sebagai ‘lakon’ utamanya. Salah satu dusun yang terkenal di Desa Bojong adalah Dusun Keprekan.
Toko Alat Kebersihan di sepanjang Jalan Dusun Keprekan
                Jika kita menilik lebih dalam dusun-dusun yang ada di Kelurahan Bojong, akan terbukti bahwa penyebutan desa ini sebagai sentral industri sapu bukanlah isapan jempol belaka. Karena mayoritas penduduk dari Desa Bojong ini berprofesi sebagai pengrajin sapu rumahan. Sebagian besar sapu yang diproduksi di Desa Bojong ini merupakan sapu rayung dengan bambu  sebagai gagangnya atau bagian pegangannya. Akan tetapi, ada juga pengrajin yang memproduksi jenis sapu lain, misalnya sapu lidi dan sapu ijuk dengan bahan selain rayung.
Bukti bahwa Bojong merupakan sentral industri sapu tidak hanya dari banyaknya toko alat kebersihannya. Kegiatan produksi pembuatan sapu di Bojong tempampang  nyata dikarenakan aktivitas proses pembuatan sapu yang terpampang nyata pada hampir setiap rumah warganya. Hal yang paling menonjol dari proses pembuatan sapu rayung ini adalah proses penjemuran rayungnya.
Penjemuran rayung dilakukan dengan menata tangkai-tangkai rayung disepanjang jalan. Rayung tersebut ditata sedemikian rupa di sepanjang jalan kampung, dimana jalan tersebut merupakan area lintasan pejalan kaki dan pengguna kendaraan. Banyaknya rayung mentah atau bakal rambut sapu yang dijemur berjejer hampir di sepanjang jalan-jalan dusun, menjadi pemandangan yang lazim bagi masyarakat Bojong. Namun bagi orang lain yang belum mengetahui kebiasaan penjemuran rayung tersebut, pemandangan seperti itu merupakan suatu hal yang aneh. Apalagi bagi pengguna kendaraan bermotor yang hendak melintas, keadaan seperti ini akan memberikan rasa sungkan, bingung, dan akan memunculkan pertanyaan ’bolehkah jajaran rayung ini dilindas saja? Jika tidak boleh, terus saya harus lewat mana?’ Bagaimana tidak?  Jalanan yang seharusnya menjadi jalur lintasan kendaraan, malah dipenuhi formasi rayung hijau yang berjajar. Akan tetapi, sebenarnya rayung-rayung tersebut sama sekali boleh dilindas, diinjak, dan dilewati begitu saja. Benar-benar troll sederhana yang dapat membuat pengguna jalan menjadi dilema bukan?
                Secara garis besar, pembuatan sapu dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah pemisahan batang rayung yang panjang menjadi tangkai-tangkai rayung yang lebih pendek. Tahap selanjutnya adalah penjemuran rayung. Kemudian pengolahan rayung menjadi sapu, yaitu memasangkan rayung yang bakal menjadi rambut sapu dan gagang sapu.
                Pemasangan rayung dengan gagangnya sehingga menjadi satu sapu yang utuh, memperlukan keterampilan serta ketelitian. Pengrajin harus berhati-hati guna menganyam rambut rayung ini untuk menjadi sapu. Dari segi penganyaman ini saja, sudah dapat disimpulkan bahwa pembuatan sapu tidak dapat disepelekan begitu saja. Justru sebenarnya terdapat banyak unsur seni dalam pembuatan sebuah sapu.
                Masing-masing dari tahap pembuatan sapu telah memberikan sumbang sihnya sebagai sarana memperoleh pendapatan bagi masyarakat Desa Bojong. Mengapa demikian? Ternyata tidak setiap pengrajin sapu ini mengolah sapu dari proses awal hingga akhir sampai ke pemasarannya (Walaupun tidak sedikit juga keberadaan pengrajin sapu yang demikian.) Namun, kebanyakan masyarakat Desa Bojong hanya melakukan salah satu atau dua langkah dari proses pembuatan sapu, lantas untuk proses selanjutnya hingga pemasaran diserahkan kepada produsen.  Ada sebagian masyarakat yang hanya melakukan proses pelepasan rayung dari batangnya. Biasanya proses ini merangkap dengan penjemuran rayung sebelum disetorkan kepada produsen untuk diolah menjadi sapu yang sebenarnya. Pengolahan rayung menjadi sapu yang sesungguhnya (dalam artian pemasangan gagang sapu) kadang juga diserahkan kepada sebagian masyarakat yang lain baru kemudian disetorkan kembali kepada produsen untuk dipasarkan. Rata-rata satu rumah dapat menghasilkan 50 sapu per hari. Kemudian sapu rayung tersebut rata-rata dijual dengan harga Rp5000/biji untuk ukuran kecil dan Rp8000-10.000/biji.

Warna-Warni Inovasi Sapu
Tangan-tangan kreatif tidak pernah berhenti memberikan keajaibannya dalam menghasilkan inovasi baru di berbagai bidang. Tak terkecuali pada kerajinan alat kebersihan berupa sapu. Sapu merupakan hasil karya olah tangan manusia yang menonjolkan  segi fungsinya, mengingat  sapu umumnya digunakan sebagai piranti utama alat kebersihan. Maka dari itu sah-sah saja apabila kerajinan sapu digolongkan sebagai salah satu bentuk seni kriya, yang mana seni kriya merupakan suatu seni yang mengutamakan fungsi atau kegunaan dari sebuah benda kerajinan. Namun, kerajinan kriya sekalipun harus tetap memperhatikan nilai estetika atau keindahannya. Demikian pula dengan kerajinan sapu, inovasi keindahan dalam bentuk sapu  tentu dapat menjadi nilai plus tersendiri.
Umumnya sapu rayung memiliki kenampakan rayung berwarna coklat kekuningan dengan gagang sapu dari bambu yang juga berwarna coklat kekuningan. Seiring berjalannya waktu, persaingan antar pengrajin menjadi lebih sengit. Masing-masing ingin memunculkan kesan keunikan guna menarik pelanggan dari sapu buatannya. Melalui medan persaingan yang kian kompetitif, para pengrajin mulai memunculkan ide-ide kreatif guna meningkatkan nilai jual dan daya saingnya.
Salah satu bentuk kreasi dari pengrajin sapu ini adalah pemodifikasian rambut sapu. Pengkreasian rambut sapu dilakukan dengan pewarnaan rayung sehingga warna pada rambut sapu tidak melulu coklat kekuningan. Pelanggan membutuhkan pemandangan baru, inovasi yang menarik dari sebuah ikon kebersihan.
Warna-warni inovasi sapu rayung

Sentuhan keindahan atau estetika pada suatu benda tentu akan meningkatnya daya tarik dan nilai ekonomisnya. Tak terkecuali dengan sapu, hasil dari kerajinan sapu rayung biasa disalurkan kepada sejumlah pengepul untuk dipasarkan ke seluruh Indonesia. Dalam segmen lain, kerajinan sapu rayung Bojong dapat ditemukan sebagai salah satu bintang tamu pada galeri kerajinan. Selain itu, kerajinan sapu rayung juga sering diburu oleh sejumlah wisatawan asing.
Sapu terbang? Mengapa tidak
Keberadaan pengrajin sapu di Desa Bojong menjadi bukti keikutsertaan masyarakat dalam memajukan sektor pariwisata di Magelang. Keberadaan Candi Borobudur dapat menjadi penunjang kerajinan sapu ini. Sapu akan memberikan ketertarikan tersendiri terhadap wisatawan yang berkunjung ke Magelang. Maka dari itu, tidak mengherankan apabila banyak kerajinan sapu yang dijual
Pemasaran hasil kerajinan sapu tidak hanya berputar di wilayah Magelang saja. Daerah luar kota seperti Semarang, dan Yogyakarta juga menjadi sasaran utama pemasaran hasil produksi kerajinan sapu Bojong, mengingat jarak kedua tempat tersebut dekat dengan Magelang.
Membicarakan tentang pemasaran tidak akan lepas dari peran serta internet. Internet dapat menjadi pendukung yang berkontribusi besar terhadap pemasaran produk kerajinan, tak terkecuali sapu.
Melalui internet, para pengrajin dapat melakukan menjadikan pemasaran sapu layaknya sapu terbang namun via internet. Melalui sapu terbang via internet, pengrajin dapat berubah menjadi penyihir kekinian yang membawa sapunya berkeliling dunia.
Desa Bojong memiliki potensi kerajinan sapu yang harus diketahui dunia. Tidak hanya wisatawan asing yang berkunjung ke Magelang saja yang dapat menikmati kerajinan sapu Magelang. Maka dari itu, pemanfaatan internet harus dilakukan secara optimal dalam pemasaran produk sapu.
Seperti yang diketahui bahwa internet menyediakan berbagai jalan guna keperluan pemasaran sapu. Pemasaran melalui  internet jelas lebih efektif. Selain lebih mudah dan efisien, pemasaran lewat internet juga dapat membantu masyarakat untuk lebih melek internet. Keberadaan blog, web, wordpress, dan sosial media dapat dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran yang efektif. Jangkauan yang dicapai lewat internet juga semakin luas mengingat internet bersifat global sehingga dapat diakses hampir seluruh lapisan masyarakat lokal maupun mancanegara.
Pengrajin sapu Magelang, khususnya Desa Bojong dapat menjadi penyihir kekinian dan memuwujudkan sapu terbang yang nyata. Kreatifitas seni olah tangan masyarakat yang dipadukan dengan pemanfaatan kemajuan teknologi berupa internet dapat menjadi salah satu penunjang perekonomi Indonesia. Kemungkinan hasil penjualan yang lebih besar juga menanti dengan cara pemasaran lewat internet. Pada intinya, adanya internet merupakan kabar baik baik para pengrajin untuk memperkenalkan karyanya.
Sapu berpotensi menjadi komoditi ekspor untuk Indonesia dengan nilai ekonomis yang tinggi dan mengambah tanah asing. Melalui kerajinan sapu, masyarakat telah membuktikan keikutsertaannya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia di daerahnya. Masyarakat Bojong telah menunjukan perannya dalam mengembangkan inovasi Daerah Magelang berupa sapu. Pengenalan sapu sebagai kreasi seni Magelang layak untuk didukung sepenuhnya oleh masyarakat khususnya pemerintah. Guna mendukung kemajuan pemasaran sapu via internet dibutuhkan sokongan kemudahan dalam akses internet bagi pengrajin-pengrajin sapu tersebut. Jika kemudahan dalam hal akses internet sudah di dapatkan, maka sapu terbang via internet akan benar-benar berkeliling dunia dengan membawa nama Indonesia.





Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku

Comments

  1. Ini sudah selayaknya memang via internet untuk pemasaran. Slam kenal Robi. You can visit to my blg in http://emrabie.blogspot.co.id/2016/08/inovasi-daerahkukampung-antikorupsi.html

    ReplyDelete
  2. mantap, pengusaha sekarang memang harus lebih kreatif dan flexible terhadap perkembangan zaman,

    ReplyDelete
  3. mana contac personnya boz???satria 089667777510

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts